Lempar Senyum, Berbagi Tawa
Mengapa senyuman Monalisa begitu terkenal? Padahal hanya sebuah senyuman. Senyuman misterius yang diabadikan oleh Leonardo Da vinci, senyuman yang menimbulkan rasa penasaran, konon banyak sekali penelitian mengenai sosok wanita di abad ke-16 Masehi itu. Bagaimana Monalisa tersebut, dan siapa sebenarnya wanita itu.
Bagaimana
dengan senyuman Lady Diana, sebuah senyum yang disebut sideways, yaitu cara
tersenyum dengan kepala sedikit menunduk, mata menatap tajam namun diarahkan
sedikit ke bawah. Konon saat orang lain melihat senyuman Lady Diana akan merasa perasaan iba. Lain halnya dengan Bill Clinton, dia juga menggunakan senyuman
untuk menarik simpati, senyuman khas Drop-Jaw. Dimana senyuman ini ditandai
dengan rahang yang sedikit diturunkan untuk berpura-pura merasakan kebahagian.
Untuk
itu, sebenarnya senyum memiliiki banyak interprestasi pemaknaan. Selain
bernilai positif, tersenyum juga memiliki penerkaan yang luas. Sebagai contoh
–walaupun tidak ilmiah dan tidak berlaku untuk orang kebanyakan, ini menurut
pemahaman orang jawa— senyuman bisa berarti sebuah teguran kesalahan.
Misalnya,
pada tingkatan sebuah hirarki, seorang pada posisi terrendah akan memaknai
teguran dengan dimarahi, sedangkan tingkat menengah teguran dapat dimaknai
dengan diajak bicara dan pada tingkat tertinggi, pimpinan hanya perlu tersenyum untuk melakukan
terguran. Dimana saat senyuman
tersebut ditujukan padanya, ajudan atau bawahannya akan mengerti kesalahannya.
Teguran melalui senyuman tersebut hanya dapat dipahami oleh para pimpinan di
tingkat lini atas.
Apapun
pemaknaan sebuah senyuman, sesungguhnya hal yang terpenting dalam melempar
senyuman, adalah sebuah senyuman yang tulus. Senyuman yang tulus melibatkan
otot-otot yang mengelilingi mulut dan mata. Ketika tersenyum, biarkan
pergerakan senyum tersebut sampai kemata.
Senyuman tulus dapat menghadiahkan
keadaan menyenangkan bagi orang-orang di sekitar kita. Seymour St. John, pernah
berkata mengenai John F Kennedy yaitu ketika John. F Kennedy melempar senyumannya, dia dapat memikat
seekor burung jatuh dari pohon. Dan dengan senyuman pula, Nabi Muhammad SAW
terkenal dengan prilaku terbaiknya. Pesona akhlaknya dapat menarik jutaan
manusia untuk mengikuti ajarannya, bahkan bartahun-tahun setelah
kematiannya.
Ukir senyum dan
tawa diwajahmu
Wajah
adalah pancaran jiwa. Sebuah senyuman, selain berdampak bagi orang lain juga
berdampak luar biasa bagi kesehatan jiwa. Jika kita bertemu dengan orang yang berwajah
berseri-seri dan penuh dengan senyuman, maka secara otomatis kita akan membalas
senyuman tersebut. Dan jiwa akan merasakan senang akan keramahan orang itu. Seperti yang dikatakan oleh Mark Twain, tidak
seorangpun dapat menahan serangan tawa. Senyuman dan tertawa ternyata dapat menular.
Dalam buku The Magic of Charm yang di tulis oleh Brian Tracy & Ron Arden,
ada lima cara untuk memesona dan salah satunya adalah penerimaan. Cara untuk
mengungkapkan penerimaan yang utuh adalah dengan sangat sederhana, yaitu
tersenyum. Tersenyum dan tertawa adalah indikator yang jelas tentang seberapa
besar kita menikmati kebersamaan dengan seseorang.
Dalam hadistnya, Rasullah saw
berkata “Senyumanmu untuk saudara muslimmu adalah sedekah “(HR. Tirmidzi). Senyuman adalah komunikasi ringan yang harus
berdasar dari hati. Senyum dapat mendatangkan cinta kasih, senyuman juga dapat
menenangkan jiwa. Seperi hadist lainnya,
rosullulloh saw besabda, “ Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang bermuka
masam di depan saudara-saudaranya.” (HR. Ad. Dailamy).
Bagaimana kalau kita berada
dalam lingkungan yang orang-orang didalamnya selalu berwajah masam, apakah kita
akan betah berada di dalamnya? Sepertinya keadaan tersebut pastinya akan
membuat kita tersisksa dan stress. Masalah yang kita hadapipun seakan bertambah
bobotnya. Sedangkan jika kita hadapi sebuah permasalahan dengan wajah tersenyum
dan di bumbui aroma humor, mungkin permasalahan tersebut terasa lebih mudah
untuk dihadapi dan terasa ringan, walaupun tidak serta merta selesai. Sebuah
pepatah mengatakan, senyum adalah cara untuk menyelesaikan masalah, dan diam
adalah cara untuk menghindari masalah.
Jika
kita melihat orang lain tersenyum, padahal mungkin orang tersebut sedang dalam
keadaan tidak baik. Sesungguhnya, orang tersebut sedang dalam usaha menanamkan
kesabaran dalam sanubarinya. Berusaha menatap permasalahan dengan berpikir
positif. Karena, sepertinya tidak mudah melakukan hal tersebut.
Tersenyum atau
tidak tersenyum pemasalahan akan tetap bergulir. Jika kita terus merasa terjebak dengan perasaan tidak beruntung. Yakinlah, kehidupan akan
seperti berada dalam ketidaknyamanan.
Otomatis, rasa bersyukur kita semakin terkikis. Sedangkan dengan kita bersyukur, Tuhan tidak akan
segan-segan untuk menambah kenikmatan-kenikmatannya untuk terus mengalir ke hidup kita. Selain itu, dengan tertawa dan
tersenyum, kesehatan secara psikis dan
fisik akan tetap terjaga.
Dalam
kesehatan fisik, tersenyum memiliki manfaat cukup banyak. Senyuman yang tulus
dapat mengurangi resiko serangan
jantung. Mengapa? Misalnya, Saat kita
sedang dalam keadaan stres, menyebabkan endothelium rusak sehingga kolestrol
dalam darah meningkat. Dengan tersenyum, ketegangan jantung akan berkurang.
Tubuh menjadi rileks.
Sedangkan
saat kita sedang bahagia atau tertawa, dalam tubuh kita akan meproduksi hormon
endorphine, dimana senyawa kimia dalam tubuh yang bertindak sebagai morphine,
yaitu sebuah hormon untuk penghilang rasa sakit. Dalam suatu penelitian
disebutkan bahkan tertawa mampu meningkatkan sistim kekebalan tubuh hingga 40
persen. Itulah dampak luar biasa sebuah
senyuman.
Sketsa senyum
di kanvas hidupmu
Untuk bahagia kita tidak harus
memiliki semua kesenangan hidup atau kelapangan urusan, berusaha tersenyum akan
menetralkan kemuraman. Pasti ada efek positif dalam tersenyum, bukan senyum
yang berasal dari halusinasi dan tiba-tiba tersenyum begitu saja. Seperti yang
dilakukan oleh orang yang berada dalam gangguan jiwa –baca orang gila.
Senyum sehat –bagi orang normal—sangat
penting, bahkan pangeran Charles pernah berkata “ Rasa humorlah yang membuat
saya tetap waras. Saya mungkin sudah lama dimasukan ke rumah sakit jiwa kalau
saya tidak mampu melihat sisi lucu dalam hidup ini”. Jadi masih tetap mau waras
kan?
Tersenyum
sendiri mampu untuk menciptakan pesona. Wajah tanpa senyum dan selalu muram, membuat
banyak sekali terkaan orang lain terhadapnya, mungkin dia selalu dipenuhi
masalah. Sehingga secara tidak langsung
prasangka negatif akan mudah tercetus dari yang melihatnya.
Menurut Paul Ekman, salah satu alasan kita
tertarik pada wajah yang tersenyum adalah karena ia benar-benar dapat
mempengaruhi sistim otonom kita. Kita akan mudah tersenyum ketika melihat wajah
orang yang tersenyum dan ini melepaskan
endorphine ke dalam sistem kita. Maka jika kita dikelilingi oleh orang yang tidak
bahagia maka kita akan cenderung menjadi murung.
Menurut
Dr. Lucille Namehow, seorang pakar penuaan dari Amerika Serikat, mengemukakan
bahwa senyuman dapat mengendurkan urat syaraf yang tegang pada syaraf. Sehingga
dapat mengurangi kerutan pada wajah. Untuk tersenyum kita hanya membutuhkan 17
otot saja, sedangkan saat marah kita membutuhkan 30 otot. Sehingga dengan
banyak tersenyum kita mempu meningkatkan pesona keramahan dan kerendahan hati.
Juga menceminkan akhlak terbaik seperti yang di contohkan Nabi Muhammad Saw.
Apapun nama
senyuman itu.
Jika
banyak istilah mengenai senyuman, seperti senyuman sinis, senyuman
palsu, atau senyuman tulus. Apapun senyuman itu, semua tergantung niat
pemiliknya. Namun, jika senyuman itu tulus, tentu saja akan meninggalkan jejak
manfaat . Tersenyumlah dengan menarik
bibir 2 cm kekanan dan kekiri lantas menahannya selama 7 detik. Senyuman yang
tidak tiba-tiba ‘mati’. Atau
tersenyumlah dengan tanpa aturan apapun.
Saat
menjalani sebuah sekenario kehidupan yang memang harus kita hadapi, sebenarnya
ada dua jalan yang harus kita pilih. Belari mencari tempat sembunyi atau tetap
berada di sana dan menghadapi. Karena berlari atau tidak, hal tersebut akan
tetap terjadi. Saat menghadapi hal yang tidak mudah, ada sebuah istilah hadapilah
dengan senyuman. Bisakah? Yang terpenting
adalah tetaplah tersenyum, biar bisa bernilai bersedekah. Karena sebenarnya
setiap kebaikan tidak ada balasan kecuali kebaikan juga.
Selama bintang masih indah, matahari pagi
masih hangat dan karunia Tuhan bergitu besar. Tetaplah tersenyum.
DS,
2 Desember 2012